Prof. DR. Anna Mariana, SH, M.H, MBA; Praktisi Hukum dan Designer Kain Tenun serta Songket Indonesia
Mimpi besarnya menduniakan kain songket dan tenun sudah terpatri di diri
wanita satu ini. Ya, dialah Prof. DR. Anna Mariana, SH, M.H, MBA yang terus menjaga dan
melestarikan kearifan lokal Indonesia.
Cantik tidak melulu harus melakukan perawatan kecantikan setiap bulan dan
menghabiskan uang berjuta-juta dengan melakukan operasi atau treatment,
bahkan di luar negeri. Tetapi tampil modis meski menggunakan kain tradisional juga
dapat membuat kita menjadi lebih cantik.
Kesan kuno yang melekat pada kain tradisional dewasa ini nampaknya sudah
tak berlaku, sebab, saat ini tenun dan songket telah berevolusi menjadi sebuah
produk yang modern dan bisa digunakan kapan saja dan di mana saja.
Semua ini karena peran wanita yang besar di kota Solo, Jawa Tengah, dialah, Hj. DR. Anna Mariana, SH, MH,
MBA. Kesan kuno yang melekat pada kain songket dan tenun ia
ubah menjadi busana yang anggun dan menawan mengikuti zaman dan tetap
mempertahankan identitas budaya tanah air.
Beranjak dewasa, dirinya mulai tertarik
dengan kain tenun dan songket yang ternyata memiliki keunikan dan keindahan
yang beda dengan kain-kain tradisional lainnya. Sayangnya, kala itu songket dan
juga tenun kurang begitu dilirik oleh masyarakat luas, padahal kain tersebut memiliki nilai budaya dan
estetika tinggi. Mulai sejak itu, Anna merasa tertantang untuk mengangkat
kearifan kain songket dan tenun ini.
![]() |
senantiasa mempopulerkan kain songket |
“Saya mulai tertarik dengan produk ini karena unik, pengerjaannya, dan saya ingin mengembangkan karya
nenek moyang kita ini kepada generasi penerus,” terangnya.
Anna mengatakan bahwa menenun adalah pekerjaan yang membutuhkan kesabaran,
ketelitian dan waktu yang cukup lama. Itulah mengapa Anna akhirnya mencurahkan
semua, mulai dari tenaga, waktu hingga uang agar para pengrajin tetap semangat
berkreasi dan tidak meninggalkan budaya menenun.
“Pekerjaan
tenun ini dikenal dengan pekerjaan yang membutuhkan waktu dan kesabaran yang
ekstra, kemudian ketelitian juga kemampuan untuk berkreasi,” ungkapnya.
Baginya,
jarak bukanlah halangan untuk terus membina para pengrajin agar terus kreatif
dalam mengembangkan motif, warna dan juga peningkatan kualitas kain tenun dan
songketnya. Ia pun terus berkreasi untuk menciptakan motif kekinian tanpa
meninggalkan pakem dari masing-masing daerah.
Menurutnya, modernisasi pada
songket dan tenun perlu dilakukan agar kain ini mendapat tempat di hati generasi muda saat
ini. Sebab, dulu songket dan tenun hanya digunakan pada acara adat atau acara
kebudayaan lainnya.
Menurut
Anna, bila
tidak kembangkan, dengan era atau zaman saat ini, pasti tidak akan ada orang yang
mengenakan kain tenun dan songket. Sebab, dulu zama nenek moyang, kain tenun dan
songket terbilang tebal dan berat-berat.
Untuk bisa meraih pasar saat ini, ungkap
Anna, dirinya harus membuka diri dengan selalu berinovasi dan berkreasi agar
pandangan tentang kain tenun dan songket yang dulu dinilai kuno menjadi lebih
kekinian.
Tentunya harus tahu
inovasi-inovasi dan kreasi-kreasi untuk design pewarnaan harus cocok dan sesuai
sehingga bisa digunakan menjadi segala macam bentuk design yang bisa dinikmati
dan dicintai dan digunakan semua kalangan.
Dikatakan oleh Anna, bahwa dari Sabang sampai Maureke memiliki kain songket dan tenun dengan kekhasan budayanya sendiri.
Namun demikian, dirinya justru belum menemukan sama sekali kain songket dan
tenun di pulau Jawa. Melihat hal tersebut, Anna pun memiliki ide untuk membuat
kain tenun dan songket khas ibukota, DKI Jakarta atau biasa orang menyebutnya
dengan Betawi.
“Sekarang ini saya fokus
bagaimana mengembangkan budaya kain tenun songket untuk Jakarta. Yang dahulu
belum pernah ada ini merupakan satu inovasi baru, karya cipta baru yang mempunyai ciri khas disetiap desain dan
lembar kain yang saya buat,” papar
wanita yang menyelesaikan program strata satunya jurusan Hukum di Universitas
Gajah Mada.
![]() |
Dorongan suami untuk kemajuan karirnya. |
Jadi kain tenun dan songket Jakarta/betawi akan
menggunakan ikon Jakarta yang ada di setiap desain tenun dan songket buatan
Anna. Cara pembuatannya
sama, pelatihannya sama, edukasinya sama, hanya
yang membedakan, ikon dan ciri khas betawi seperti monas, ondel ondel, tajidor, becak,
bemo, kota tua, rumah betawi, kerak telor, kembang goyang dari daun sirih ,dan
bung jepun Betawi.
“Saya ingin sekali budaya
tradisional kain, selain produk batik bisa berkembang dan tidak punah, walaupun
pekerjaan untuk terus melestarikan tenun dan songket ini sangat sulit, ini
tantangan bagi saya,”ujarnya.
Bagi Anna bila batik bisa
berkembang, tentunya kain lain seperti songket dan tenun yang juga merupakan
aset budaya Indonesia lainnya tentunya
bisa berkembang.
Dengan segala persoalan, tidak membuatnya patah arang, justru hal tersebut membuatnya semakin merasa
tertantang untuk tetap menjaga dan melestarikan warisan nenek moyangnya yang
dulu hampir punah.
Kain songket dan tenun buatan Anna memang memiliki kualitas tinggi. Sebab,
dalam proses pengerjaanya mulai dari persiapan bahan baku hingga proses menenun
dilakukan dengan menggunakan cara tradisional karena dengan cara tersebut,
nantinya hasil yang didapat akan jauh lebih baik dari pada yang menggunakan
mesin.
Selain itu, bahan baku yang digunakannya pun tak sembarangan, kain tenun
dan songket karyanya ini menggunakan bahwa baku yang alami dan
berkualitas. Maka tak heran jika
karyanya Anna sudah dikenal dan diminati bukan lagi pasar lokal atau nasional,
tapi pasar internasional seperti Amerika Serikat, Eropa, Australia, Arab Saudi,
Dubai dan lainnya.
Dari sana, maka tak heran jika Anna saat
ini dinobatkan sebagai “Pelopor Budaya Kain Tenun
dan Songket Nusantara” karena telah berhasil
dengan kerja keras dan pengorbanannya dalam mengenalkan dan mengembangkan
budaya Indonesia, khusunya kain tenun dan songket baik di
dalam ataupun di luar negeri.
Deretan penghargaan pun pernah
diraihnya, mulai dari tingkat Instansi pemerintah kota dan daerah hingga
tingkat dunia. Dan karyanya tenun dan songketnya pun sudah diakui oleh dunia.
Atas kerja kerasnya Anna pun mendapatkan pengakuan dari lokal dan
internasional atas dedikasinya ini. Ia pernah mendapatkan penghargaan
dari berbagai instansi pemerintah dan luar negeri.(DD)
Post a Comment