Dr (C). Rizal Akbar Maya Poetra, S,H., M.H; Totalitas Pengabdian Anak Banyumas di Pulau Dewata
![]() |
Dr.(C) Rizal Akbar Maya Poetra, SH, MH, Managing Partner DEKAN LAW FIRM. |
Kondisi
ini sangat penting untuk menjaga citra dan profesionalitas advokat di tengah
arus globalisasi dan dalamnya harapan masyarakat untuk mendapatkan keadilan. Minggu pekan lalu (26/1), DPC AAI Denpasar
merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-29. Acara spesial tersebut digelar di
sebuah hotel mewah di Sanur, Bali. Hadir ratusan advokat yang berkiprah di
Pulau Dewata tersebut. Berkat reputasi hebat yang berhasil dibangun pengurus
DPC AAI Denpasar, jajaran pengurus DPD AAI, pendiri dan pinisepuh AAI, serta
para pengacara papan atas dari luar Bali, turut bergembira dalam acara
tersebut. Tak ketinggalan perwakilan
dari Pemprov Bali, Kodam Udayana, dan akademisi sejumlah kampus di Bali.
Rizal memang
selalu penuh kejutan. Pada malam itu,
dia memasuki acara secara spektakuler dengan mengendarai motor custom,
yang diawali penayangan video keren berjudul “Mission is Possible”. Tema itu seolah menggambarkan secara ringkas
pribadinya: dalam hidup ini tidak ada sesuatu yang tidak mungkin dapat
diselesaikan. Pantang menyerah apabila menghadapi sebuah tantangan berat.
![]() |
Senantiasa mencari ilmu hingga jenjang Doktoral di Unibraw. |
Mungkin,
dia terinspirasi dengan cara Presiden Joko Widodo di acara pada pembukaan Asian
Games 2018 yang menuai banyak pujian. Semarak acara HUT ke-29 AAI Denpasar ini
semakin terasa ketika Rizal menyumbangkan suaranya dengan menyanyikan dua lagu
sekaligus yakni Sudahlah Aku Harus Pergi dari Ahmad Albar dan Still Got The Blues dari Garry
Moore.
Salah
satu ketidakmungkinan yang telah terwujud itu adalah kiprahnya yang menonjol di
masyarakat Bali meskipun dia berdarah Banyumas. Rizal menyelesaikan pendidikan
sarjana hukum dari Universitas Mahendradata Denpasar. Setelah itu, dia hijrah
ke Yogyakarta untuk mengikuti Pendidikan Notariat di Universitas Gadjah Mada
(UGM). Dia kemudian mengambil program magister hukum di Universitas Warmadewa,
Denpasar.
Dengan
gelar master hukum sejatinya sudah cukup bagi Rizal untuk berpraktik di ibu
kota provinsi. Namun, dia masih haus ilmu. Akhirnya, Rizal memutuskan untuk
menggambil Program Doktoral Hukum di Universitas Brawijaya, Malang.
![]() |
Bersama tim di Law Firmnya. |
Berkiprah di Bali
Dia
terjun ke dunia advokat di salah satu destinasi wisata dunia itu dengan tingkat
pendidikan dan pengalaman yang sangat matang. Rizal pada awal kariernya menjadi
pegawai di Badan Pertanahan Denpasar selama 16 tahun. Menjadi pegawai bukan keinginan terdalamnya.
Hasrat untuk mengabdi di dunia hukum terus memanggil sehingga dia memutuskan
untuk menjadi advokat. Untuk menunjang kariernya, dia lantas bergabung dengan AAI
Denpasar.
![]() |
Bersama membangun solidaritas |
Sebagai
pengacara, Rizal terkenal gigih membela kliennya, apalagi jika kliennya
merupakan orang kecil atau minoritas. Dia tak gentar meskipun harus berperkara
dengan orang-orang besar. Salah satu
kasus yang ditanganinya bahkan menyerempet Wakil Gubernur Bali, I Ketut
Sudikerta. Petinggi itu diseret-seret dalam kasus dugaan pemalsuan sertifikat
tanah Pura Jurit Uluwatu, Badung. Kasusnya dibawa ke Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK) setelah dinyatakan dihentikan dengan dikeluarkannya Surat
Penghentian Penyidikan Perkara (SP3) Polda Bali pada awal Januari 2016.
Kasus
lainnya adalah penggusuran puluhan keluarga Kampung Bugis setelah dilakukan
eksekusi lahan sengketa seluas 94 are di Pulau Sarangan, Denpasar, pada awal
2017. Eksekusi kasus ini berakhir bentrok antara warga dengan aparat keamanan.
Dalam peristiwa itu, Rizal sebagai pengacara warga langsung terjun ke tengah
konflik tanpa memedulikan keselamatannya hingga mata kirinya terluka serius
akibat terkena pentungan dan gas air mata.
![]() |
Menjunjung profesionalitas dan etika profesi dalam setiap kiprahnya. |
Kegigihan
dan komitmennya membela klien makin mengharumkan reputasinya sebagai pengacara.
Di Bali, namanya menjadi penghuni daftar utama pengacara papan atas. Buktinya,
Rizal sudah 16 sudah tahun sampai saat ini sebagai pembela dan pengacara
pribadi Raja Pemecutan Denpasar Dr Ida Cokorde Pemecutan XI, SH. Raja Pemecutan
ini yang melindungi Ustadz Abdus Somad ketika terjadi persekusi di Bali
beberapa waktu lalu.
Rizal
tampil ke depan ketika kasus anak sekolah yang dipecat karena memakai jilbab
muncul. Dia juga penghiasi pemberitaan media ketika menjadi pembela kasus adat sengketa tapal batas, kasus Carrefour di
Sunset Road Kuta, kasus narkotika internasional yang menjerat top model
Australia Michelle Leslie sebagai tersangka.
“Saya juga pernah menjadi pengacara
juru masak Presiden Amerika Serikat John
F. Kennedy yang bernama Franz Elmar Barder, kasus Hotel Aston Nusa Dua, dan
kasus-kasus besar lainnya, khusunya yang berkaitan dengan sengketa tanah,”
tutur pengacara kawakan penggemar yang gemar memasang plat nomor polisi angka “1” “R1..” dan “DK. 1....” tersebut,
Ikhwal
nomor polisi itu, tutur Rizal, bukan sekadar nomor. “Ada filosofinya. Itu
menunjukkan to be number one atau menjadi nomor satu. Saya ingin menjadi garda terdepan
memperjuangkan dan keadilan terhadap masyarakat yang tersandung masalah hukum. dan
memberikan yang terbaik untuk membela kepentingan hukum kliennya,” tegasnya.
Meskipun
menangani kasus yang sangat sensitif dan berpotensi memancing kekerasan, Rizal
selalu percaya diri. Dia selalu bepergian tanpa pengawal. “Semua Tuhan yang
mengatur,” kata dia.
![]() |
Senantiasa berkomitmen membesarkan AAI. |
Tekad kuat dan pengalaman yang luar biasa itu selalu ingin ditularkannya pada para advokat junior. Selain untuk menambah wawasan dan profesionalitas advokat, kata dia, aktivitas advokat yang dihargai masyarakat secara otomatis akan berdampak positif pada perkembangan organisasi. Itulah sebabnya, Rizal mengatakan DPC AAI Denpasar di usia 29 tahun ini semakin berkibar.
“Meskipun
ada organisasi advokat lain bermunculan belakangan ini, maka anggotanya semakin
hari semakin solid dan kompak. Semua itu
berkat kerja tulus para pengurus AAI Cabang Denpasar. Perjalanan sejarah,
banyak sekali perjuangan, pengorbanan dan pengabdian yang dilakukan secara
ikhlas oleh rekan-rekan pengurus. Kami berikan apresiasi pengurus DPC, semakin
hari kita semakin solid, semakin kompak,” katanya.
Berbekal
kesolidan dan kekompakan itu, kepengurusan Rizal di AAI Denpasar mampu membuat
berbagai gebrakan fenomenal. Pertama, mereka meresmikan Kantor Pusat Bantuan
Hukum (Pusbakum) yang beralamat di Hotel Inna Bali, Jalan Veteran, Denpasar. “Tujuan
dari dibukanya Pusbakum ini, untuk memenuhi dan mengantisipasi terhadap
masyarakat pencari keadilan,” jelasnya Rizal.
Menurutnya,
Pusbakum ini juga untuk memudahkan masyarakat yang perlu bantuan hukum terkait
perkara probono. Persyaratan untuk probono sangat rumit dan harus menyertakan
surat keterangan miskin dan persyaratan lainnya. Persoalan tambah rumit
lantaran banyak kepala desa tidak mau mengeluarkan surat keterangan miskin
karena memiliki dampak ataupun implikasi yang luas.
“Melihat
fenomena dan kondisi seperti ini, kami DPC AAI Denpasar melakukan terobosan
dengan melakukan jemput bola. Yakni bahwa perkara-perkara probono akan kita
biayai. Jadi masyarakat yang memerlukan bantuan hukum tidak perlu lagi ada
surat keterangan miskin,” jelasnya.
![]() |
Senantiasa membela kaum lemah lewat jasa probono. |
Rizal
menegaskan, Pusbakum selain berfungsi sebagai bantuan untuk perkara probono juga
menjadi wadah proses transfer ilmu dari rekan senior kepada juniornya. Pusbakum
adalah bentuk nyata kontribusi AAI terhadap masyarakat pencari keadilan. “Kita
buka kantor ini seluas-luasnya kepada masyarakat pencari keadilan dengan
harapan bahwa kita sebagai advokat mempunyai tanggungjawab moral. Paling tidak
memberikan penyuluhan-penyulan hukum kepada masyarakat luas,” tegasnya.
Setelah
terpilih menjadi ketua AAI Denpasar, Rizal membangun fondasi organisasi
tersebut dengan memberdayakan anggotanya dan mensinergikan program Bidang
Kerjasama dan Pengembangan Organisasi (KPO), Bidang Pendidikan dan Peningkatan
Kualitas Profesi (PPKP) serta Bidang Kesejahteraan dan Pengabdian Masyarakat
(KPM) agar hasilnya lebih maksimal.
Beberapa programnya di antaranya kerjasama
dengan fakultas hukum di universitas yang belum melakukan kerjasama dengan organisasi
advokat lainnya di Bali, menyelenggarakan Pendidikan Profesi Advokat (PPA) dan seminar
hukum minimal setahun sekali, dan menyelenggarakan Pendidikan Berkelanjutan
Advokat Bergelar C.LA (Legal Auditor)
bekerjasama dengan DPW ASAHI Bali.
AAI Denpasar
merancang kegiatan untuk studi banding ke luar negeri untuk menambah wawasan
anggota mengenai perkembangan organisasi advokat di luar negeri. “Agar kami tak menjadi katak dalam
tempurung,” tegas Rizal.
AAI
menggandeng sejumlah organisasi untuk mengadakan penyuluhan hukum ke sekolah-sekolah
SMA/SMK yang bekerjasama dengan Ikatan Notaris Indonesia (INI), Ikatan Pejabat
Pembuat Akta Tanah (IPPAT), Perhimpunan
Dokter Gigi Indonesia (PDGI), Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Badan Narkotika
Nasional (BNN) dan lain-lain. AAI juga memberi prioritas pula pada
masalah-masalah yang terkait dengan dunia perempuan dan anak. Setidaknya ada
dua kegiatan yang dirancang, yakni mengadakan penyuluhan hukum tentang KDRT ke LP
Perempuan sekaligus mengadakan Yoga Ketawa pada Desember 2019. Lalu, direncanakan
kunjungan ke LP Anak dalam Rangka Hari anak Nasional pada 23 Juli 2020.
Aspek
kekeluargaan juga sangat dipupuk dan diperhatikan di AAI Denpasar. Rizal
menggagas acara family gathering yang digarap Bidang Kesejahteraan dan
Pengabdian Masyarakat. Dia meyakini keakraban dalam keluarga akan membuat para
advokat bisa bekerja lebih tenang dan fokus sehingga mendapatkan hasil yang
terbaik.
![]() |
Fokus dalam setiap pelayanan. |
Terobosan
lain yang patut mendapatkan apresiasi adalah peluncuran Tabloid Supremasi
dan memperkaya konten website AAI Denpasar sebagai jembatan komunikasi
dan informatika di antara sesama anggota atau anggota dengan pemangku
kepentingan. “Sekarang ini eranya online, jadi mau tak mau harus kita manfaatkan,”
tutur Rizal.
Pada
acara HUT ke-29 kemarin, AAI Denpasar melakukan inovasi layanan baru berupa
peluncuran Sistem Informasi Advokat Profesional (SIAP). Ini adalah sebuah
sistem manajemen yang akan memudahkan para advokat dalam mengelola data dan
informasi mengenai kliennya sehingga akan mempermudah proses pelayanan di
lapangan. “SIAP ini untuk konsolidasi anggota dan juga untuk pelayaan kepada
masyarakat," kata Rizal .
Dia
menjelaskan untuk pembuatan aplikasi SIAP, AAI Denpasar bekerjasama dengan PT
Bamboo Media, sebuah perusahaan web developer di Denpasar.
Hormat pada
Senior, Bakti pada Leluhur
Ketua
DPP AAI Muhammad Ismak mengaku kagum dan mengpresiasi kekompakan AAI Cabang
Denpasar. Ia menegaskan tak mudah bagi sebuah organisasi bertahan lama karena
membutuhkan oyalitas anggota dan pengurus agar organisasi tidak bubar di tengah
jalan.
“Kita perlu mengetahui apa syarat suatu organisasi bisa bertahan lama,
minimal tidak pecah. Salah satu syarat adalah sikap loyalitas, militan. Di AAI
ini kami punya lotalitas, militan sehingga bisa bertahan hingga usia 29 tahun.
Yang paling mendasar juga adalah adanya kecintaan terhadap organisasi. Mari
kita tunjukan loyalitas agar AAI bisa bertahan selama-lamanya, tidak pecah,” kata
Ismak.
Kekompakan
Rizal dan kepengurusan AAI Denpasar akan diuji pada pelaksanaan Munas AAI. Founder AAI Denny Kailimang mengatakan
Denpasar yang ditunjuk sebagai tuan rumah Munas AAI pada Nopember 2020 sehingga
harus terus bersemangat. Ia mengatakan, kini keberadaan AAI di daerah daerah
sudah menggeliat. AAI sudah mulai tumbuh kembali. “Saya berterima kasih kepada
anggota AAI seluruh Indonesia atas kerja keras untuk membangun AAI kembali, ”
katanya.
![]() |
Setiap mobilnya selalu dengan nomor polisi angka "1" |
Dia
berharap semua advokat yang tergabung dalam AAI bisa menjadi Kopasusnya
Advokat. Saya lihat AAI Denpasar sudah mulai kelihatan identitasnya. “Saya
titip supaya Munas AAI di Bali berjalan dengan lancar.Kedepan, agar tidak pecah
lagi AAI. Kita berharap tetap solid. Menjadi kopasus advokat di Indonesia.
Harapan AAI pada Munas Nopember 2020 yang digelar di Denpasar agar sukses dan lancar,”
tuturnya.
Sebagai
tuan rumah, Rizal dan pengurus AAI Denpasar memang sangat santun dan hormat
pada senior. Pada acara kemarin, AAI pun memberikan penghargaan untuk mereka
yang sudah berjasa untuk kemajuan AAI karena dedikasi dan kerja keras mereka
dalam membangun sebuah organisasi ini hingga besar sampai saat ini. Penerima
penghargaan tersebut adalah empat pendiri AAI yaitu Denny Kailimang , S.H.,
M.H., H. Djoni Widjaja Aluwi ,S.H. (yang diwakilkan oleh putrinya Wenda Aluwi),
Nelson Darwis.,S.H. dan Palmer
Situmorang , SH ., MH.
Penghargaan
juga disematkan kepada para mantan ketua DPC AAI dalam lima periode terakhir
yaitu Dr Putu Sutha Sadnyana, SH, MH (1990 – 1995), I Made Supartha, SH (1995 –
2000), J Robert Khuana, SH (2000 – 2010), Agus Saputra, SH, MH (2010 – 2014), dan
Dr Simon Nahak, SH, MH (2014 – 2019).
![]() |
Smart team for smart people. |
Hal
tersebut sangat leluasa dilakukan karena AAI Denpasar sudah memiliki kantor
perwakilan yang berstandar hotel bintang 5. Kantor di Inna Bali Heritage, Jl
Veteran No. 3 Denpasar itu terpisah dari kantor ketuanya. “Kalau organisasi
advokat lain sekretariat dan kantor ketuanya menjadi satu,” ungkapnya. “Mereka
juga tertarik untuk bergabung karena para pengacara senior yang terkenal
berasal dari AAI,” katanya.
Kaderisasi
para advokat di Bali juga dijalankan Rizal lewat jalur alumni. Beberapa pekan
lalu, dia meresmikan Dekan Law Firm, yang beralamat di Jl Narakusuma No.36
Denpasar. Rizal menegaskan kantor hukum itu dibentuk untuk mempererat ikatan alumni master Ilmu Hukum dari Universitas
Warmadewa Denpasar. “Saya berharap Dekan Law Firm menjadi lembaga hukum yang
berkualitas dan kaderisasi advokat dalam rangka penegakkan supremasi hukum,”
ungkapnya.
![]() |
Senantiasa bisa membagi waktu di sela aktivitasnya. Terutama untuk organisasinya. |
Seabrek
aktivitas yang terkait dengan profesinya sebagai advokat tak membuat Rizal lupa
dengan asal usul darah yang mengalir di tubuhnya. Dia adalah putera Banyumas.
Kesadaran itu menghadirkan dua konsekwensi yakni sebagai putera Banyumas
dituntut untuk memperkuat dan mempertahankan tradisi leluhurnya, sekaligus
menciptakan hidup yang guyub sebagai warga pendatang di tanah Bali.
Dalam
beberapa kesempatan, Rizal tampak mengenakan pakaian adat Banyumasan dan
terlibat aktif dalam kegiatan kesenian Calung Banyumasan di Bali. Pada saaat
yang berbeda, dia tampil keren dengan busana adat Bali. “Di mana bumi dipijak, di
situ langit dijunjung,” tuturnya.
Rizal
didapuk menjadi Ketua Paguyuban Banyumasan selama dua periode (2016-2019 dan
2019-2022). Paguyuban ini dimanfaatkan untuk kegiatan-kegiatan positif, menjadi
wadah untuk saling asah, asih, asuh, dan bertukar informasi baik untuk sesama
anggota maupun dengan warga Bali lainnya, untuk mendukung kemajuan serta
keamanan dan ketertiban masyarakat. Rizal menuturkan jumlah anggota Peguyuban Bayumasan
mencapai lima ribu orang, dengan anggota aktif sebanyak empat ribu orang.
Para
anggota paguyuban berasal dari daerah Banyumas dan sekitarnya, meliputi Kabupaten Banyumas, Kabupaten Banjarnegara,
Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Cilacap dan Kabupaten Kebumen.
“Paguyuban
bersifat terbuka, siapa pun warga yang berasal dari seputaran daerah tersebut
bisa mendaftar sebagai anggota. Setelah menjadi anggota, para warga diharapkan
bisa menjaga kamtibmas baik internal maupun eksternal paguyuban. Peguyuban
bertujuan untuk mengembangkan semangat kesetiakawanan sosial, gotong royong,
dan untuk memperkaya khasanah budaya nasional. Paguyuban juga diharapkan bisa
memberikan perlindungan hukum bagi anggotanya,” tutur Rizal.
AAI
Denpasar dan Paguyuban Banyumasan tampaknya menjadi kendaraan bagi Rizal untuk
menuntaskan misinya sebagai advokat dan penjaga tradisi para leluhur. Dia total
mengabdi untuk Pulau Dewata.(Tim Penulis/DD)
Post a Comment